Selasa, 17 November 2009

10 ^_^ sEpULuH mAnTrA CiNtA


Bahasa cinta 1: Tak berjumpa sehari, rindu yang terasa seperti seminggu tak
bertemu,makan tak enak,tidur tak nyenyak.
Bahasa kerja 1: Tidak beraktivitas dalam sehari, rasanya ada sesuatu yang kurang dalam hidup ini. Perasaan gelisah, sebab bagaimanapun kerja memuaskan kebutuhan akan berprestasi di dalam diri. Dengan bekerja, kita merasa berguna. Bagi mereka yang posesif (baca: workaholic) terhadap pekerjaannya, setiap kali meninggalkan kantor akan terus-menerus memikirkan sejauh mana tugas yang didelegasikan pada rekan atau bawahan telah ditangani, apakah meja kerja tetap rapi.

Bahasa cinta 2: Cinta pada pandangan pertama membuat batin tersiksa.
Bahasa kerja 2: Belum banyak yang Anda tahu tentang lingkungan dan beban yang dituntut dari suatu pekerjaan, namun Anda sudah terlanjur tertarik. Anda ingin segera mengajukan surat pengunduran diri dan menemukan segala cara untuk pindah ke sana. Semakin lama menunggu, semakin Anda penasaran.

Bahasa cinta 3: Cinta monyet, terkadang menyakitkan namun indah untuk dikenang. Bahasa kerja 3: Karena kurang berpengalaman, Anda terburu-buru menjatuhkan pilihan sekedar mengikuti dorongan hati. Yang penting, merasakan kebanggaan mempunyai pekerjaan. Ternyata semua tidak seindah yang dibayangkan, sehingga Anda terpaksa mengucapkan selamat berpisah dalam waktu singkat. Anda sangat kecewa atas keputusan dan kegagalan ini, tetapi di kemudian hari akan banyak belajar dari kekeliruan yang telah Anda buat.

Bahasa cinta 4: Hubungan yang langgeng dan harmonis harus diusahakan oleh kedua
belah pihak.
Bahasa kerja 4: Ibarat bibit tanaman, ia akan mati jika tidak diberi pupuk dan disiram. Mempertahankan pekerjaan takkan berhasil bila bertepuk sebelah tangan. Dalam masa percobaan, bukan atasan semata yang berhak menilai kapasitas Anda, tetapi Anda juga perlu berpikir dan mengevaluasi menit demi menit apakah Anda akan mampu beradaptasi dengan senang hati di kantor. Supaya kerasan, Anda harus membina hubungan yang baik dengan klien, rekan kerja, dan atasan tentu saja.

Bahasa cinta 5: Kejenuhan yang melanda bisa diatasi dengan kreativitas.
Bahasa kerja 5: Setiap orang yang hidup dalam keteraturan pasti pernah merasa bosan, termasuk di dunia kerja. Jangan biarkan penyakit jemu itu terus menyerang! Obati sebelum semakin kronis dan menjadi borok. Ikuti kegiatan yang bervariasi untuk mengusir kejenuhan tadi, seperti kursus singkat yang menunjang tugas Anda, membaca buku karangan penulis favorit, bergaul dengan teman-teman seprofesi, atau mutasi ke bagian lain untuk memperkaya pengalaman.

Bahasa cinta 6: Uang tidak dapat membeli segala-galanya, terutama kebahagiaan. Bahasa kerja 6: Gaji selangit memang menggiurkan, tapi ingat, tidak semua yang berkilau itu pasti emas! Lembaran rupiah (atau dolar) beserta berbagai fasilitas yang mentereng itu diperuntukkan membeli harta Anda paling berharga: waktu luang! Anda harus siap mempertaruhkan saat-saat bebas yang menyenangkan bersama teman dan keluarga, mengorbankan kesehatan Anda untuk bertempur dalam jamkerja yang panjang, mengikuti rapat-rapat yang melelahkan, dan siap dihubungi pihak perusahaan kapan saja mereka membutuhkan.

Bahasa cinta 7: Cinta tak ada artinya lagi bila sudah ternoda pengkhianatan.
Bahasa kerja 7: Pekerjaan mempersyaratkan loyalitas. Bila atasan mencuri ide Anda, rekan bisnis membocorkan rahasia proyek kepada saingan, klien tidak mau membayar sesuai kesepakatan, berarti lampu merah tanda bahaya sedang menyala. Pikiran Anda sudah melayang-layang ke pekerjaan lain yang lebih menantang? Setiap hari Anda mengarang alasan untuk bolos kerja? Tanyakan lebih lanjut apakah Anda masih menyukai tempat Anda berada sekarang.

Bahasa cinta 8: Ketika cinta harus berakhir, Anda merasa patah hati dan menyalahkan
diri sendiri.
Bahasa kerja 8: Tiba-tiba atasan memberhentikan Anda tanpa alasan apapun. Meskipun menerima pesangon dan surat rekomendasi yang selayaknya, Anda tetap bertanya-tanya apa kesalahan yang membuat ia “menendang” Anda begitu rupa. Kecewa, sedih, dan marah berbaur menjadi satu. Ada masa-masa Anda berprasangka buruk pada diri sendiri, kemudian habis-habisan mencari kesalahan atasan dan menjelek-jelekkan perusahaan. Setelah emosi mereda, Anda siap bangkit kembali mencari pekerjaan baru. Pada prinsipnya, kegagalan adalah bagian dari proses kehidupan dan Anda sadar betul semua orang pernah mengalami hal itu.

Bahasa cinta 9: Cemburu dan ego berlebihan akan meretakkan hubungan.
Bahasa kerja 9: Hati Anda tak pernah terasa tentram dan puas. Rekan kerja dipromosikan, bukannya memberi selamat, Anda malah berpikir ia KKN. Teman mendapat bonus, Anda dengki sampai tak bisa tidur. Kalau terjadi terus-menerus, Anda akan dikucilkan dan bahkan kehilangan pekerjaan sendiri.

Bahasa cinta 10: Cinta itu memaafkan, namun kesabaran tetap ada batasnya.
Bahasa kerja 10: Keadaan kerap memaksa kita menelan segala kepahitan yang sekiranya masih bisa ditolerir. Dalam pekerjaan, memang tak baik melibatkan banyak perasaan. Namun jangan paksakan diri jika pekerjaan membuat Anda sakit kepala dan jadi pemarah. Cintai pekerjaan, tapi jangan lupa mencintai hati sendiri agar hidup seimbang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar